Tauladan kepemimpinan Umar Bin Khatab

Kepemimpinan setelah wafatnya Rasulullah adalah etos kepemimpinan yang ditunjukkan oleh sahabat Umar bin Khatab. Wajah beliau murung setelah dilantik menjadi khalifah pengganti Sahabat Abu bakar Assidiq, selayaknya pada masa sekarang ketika dilantik menjadi seorang pemimpin pastinya sangat senang, namun Sahabat Umar bin Khatab beliau justru malah sedih dengan raut “kedukaan”.

Tak ada yang lebih membebani pikiran selain sebagaimana melaksanakan amanah kepemimpinan dan mempertanggungjawabkannya. Suatu hal yang langka jika ada seorang yang terpilih menjadi penguasa namun merasa ketakutan dan bersedih.

Perlu kita ketahui bersama bahwa sosok Umar adalah bukan dongeng kesejatian seorang pemimpin. Pemahaman sosok pemimpin tidak lagi seperti yang  dijalankan oleh sahabat Umar, Pada era sekarang. Makna pemimpin telah digeser menjadi area yang bisa dijadikan profesi dan mendatangkan materi. Karena itu, kepemimpinan bisa dimanfaatkan sebagai ladang investasi. Itulah yang terjadi dan tidak dipungkiri pada masa sekarang.

Dalam literatur Islam, kata ”pemimpin” atau ”memimpin” ditemukan dalam Alqur’an dan Hadist, yaitu Imam (QS 2:3, QS 17:71, QS 25:74), Khalifah (QS 20:30, QS 6:M 165), wali atau auliya’(QS 3:8, QS 4:89), Ulil Amri (QS 4:59:82), rain (Hadist Riwayat Buhari, Muslim dan Tirmidzi dari ibnu Umar). Diliteratur ditegaskan, pemimpin adalah mengemban amanah Allah dan rakyat untuk menyejahterakan bumi dan penghuninya, menegakkan kebenaran dan keadilan. Jabatan pemimpin bukan semata untuk meraih status sosial yang tinggi.

Tentunya sangat wajar jika kepemimpinan membutuhkan orang yang memiliki watak yang baik dan kepribadian yang mulia, karena pemimpin membawa pengaruh atau teladan yang dijadikan contoh oleh rakyat dan menjadikan sebagai sumber legimitasi. Apabila seorang pemimpin bermoral baik tentunya membawa dampak yang baik untuk rakyat.

Jika pemimpin melanggar aturan, maka masyarakat jadi  pengangan untuk melakukan perilaku melanggar tersebut. Kisah Umar adalah adalah suatu contoh nilai ideal visi seorang pemimpin. Kesatuan hati, ucapan dan tindakan. Pemimpin yang mudah dibedakan antara ucapan dan tindakan adalah pemimpin yang kehilangan justifikasi primordial sosok pemimpin.

Dalam suatu organisasi tentunya tidak lepas dari kepemimpinan, bisa dikatakan langkah awal kita belajar untuk menjadi pemimpin yang baik, bijaksana dan bukan untuk kepentingan diri sendiri sehingga terwujudnya kepemimpinan yang telah dicontohkan sosok Umar bin Khatab bisa dijadikan cerminan untuk sebuah kepemimpinan saat ini. (RS)
Oleh: Zainudin

0 Comments