MUSKERKOT & RAKER PPMI DEWAN KOTA MURIA

PPMI
Moderator membuka sesi tanya jawab dalam acara muskerkot PPMI dewan Kota Muria
LPMBURSA.COM- Jepara-Minggu, (23/8), Bertempat di Ruang 1 C Fakultas Syari’ah dan Hukum Gedung Hijau UNISNU Jepara Lembaga Pers Mahasiswa yang ada di Unisnu melaksanakan acara Maskerkot (Musyawarah Kerja Kota) dan Raker (Rapat Kerja) PPMI Dewan Kota Muria dilaksanakan. Acara ini dihadiri oleh Anggota PPMI dewan Kota Muria, yang termasuk didalam anggota Dewan Muria yaitu dari LPM PeKa (UMK), LPM Paradigma (STAIN), LPM BURSA (UNISNU), LPM Fokus (UNISNU), LPM Idea (UNISNU), LPM Ekonomika (UNISNU), Serta 1 LPM dari UIN semarang(LPM Edukasi). Sebagai tuan rumah dalam acara ini, UNISNU yang memliki empat LPM yaitu Burs@, Ide@, Fokus dan Ekonomika saling bekerjasama untuk menyelenggarakan acara ini.

Acara pembuka Muskerkot dan Raker PPMI dewan Kota Muria yaitu diadakan seminar yang mengambil tema “Merevitalisasi Problematika Penyakit Masyarakat di Tempat Objek Wisata Pungkruk”. Namun sebelum seminar ini dilaksanakan, Bapak Maswan selaku pegiat tulis menulis memberi sambutan. Dalam sambutannya beliau menyatakan bahwa organisasi perlu tidak hanya membutuhkan teori saja, tetapi juga mengaplikasikannya dalam bentuk sebuah karya. Sebagai dosen beliau juga berharap agar mahasiswa bisa lenih produktif dalam menghasilkan karya tulisan.

Seminar ini di fasilitatori oleh bapak Nur Kholis selaku dosen Syariah dan Hukum dan Ahmadun selaku wartawan dari Suara Merdeka. Bapak Ahmadun selaku wartawan beliau mengaku pernah terjun langsung ke wilayah Pantai Pungkruk untuk meliput kejadian yang ada di sana. “Pantai Pungkruk tidak terlalu istimewa bila dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang ada di Jepara. Namun dalam 3-4 tahun ini Pantai Pungkruk menjadi begitu terkenal karena ada isu yang muncul adanya praktik prostitusi di sana” tuturnya.

Bapak Kholis juga selaku pemateri menambahkan jika awalnya desa Pungkruk itu dikenal sebagai wisata kuliner. Namun faktanya sekarang pantai Pungkruk sudah menjadi tempat hiburan yang di dalamnya mengandung prostitusi. “desa Pungkruk itu butuh penataan agar tetap dikenal sebagai wisata kuliner bukan tempat hiburan yang dianggap negative oleh masyarakat” tambahnya. dan juga menambahkan perlunya adanya paying hukum yang menaungi tempat hiburan yang ada di Jepara. Karena di Jepara belum memiliki aturan tentang itu.

Acara selanjutnya yaitu Raker dan Muskerkot yang dipimpin langsung oleh ketua PPMI yaitu Wahyu.acara ini dimulai dengan penyampaian agenda atau program kerja dari masing-masing LPM. Presentasi agenda ini dilakukan oleh para Pimpinan Umum masing-masing LPM. Selanjutnya dilanjutkan untuk membahas program kerja yang akan dilakukan PPMI selama satu periode kedepan. (RS/Sri)


Dipublis oleh Muwasaun Niam
(PU LPM BURSA Periode 2014-2015 / Owner Nusantara Furniture)

0 Comments