MAPABA ATAU SEKEDAR HANYA IKUT-IKUTAN ..?


Sudah tidak asing lagi bagi para kaum pergerakan seiring dengan kata MAPABA,, nah…!  Perlu kita ketahui apa itu mapaba.? Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) adalah Merupakan fase orientasi dan pengenalan awal PMII kepada mahasiswa dalam rangka rekuitmen, membina dan mengkader mahasiswa untuk menjadi anggota PMII yang merupakan tahap pertama dalam jenjang pengkaderan formal PMII. 

Mapaba merupakan proses kaderisasi ditingkat dasar yang wajib diikuti oleh para kader-kader baru yang ingin menjadi anggota PMII, agenda mapaba merupakan agenda structural pengkaderan tahunan PMII yang diadakan oleh tingkatan rayon di masing-masing fakultas di setiap kampus. Secara umum mahasiswa peserta mapaba diharapkan menjadi anggota yang berkualitas. Mu’takid, yakni anggota yang memiliki loyalitas dan kesetiaan terhadap organisasi. Maksud anggota PMII yang Mu’takid adalah menyakini PMII sebagai wadah Pergerakan yang tepat untuk memperjuangkan kebenaran sesuai akidah Islam Ahlussunnah Waljama’ah.

Mahasiswa baru kebanyakan identik dengan corak pemikiran yang idealis, oleh karena itu didalam aktifitasnya mereka selalu mempunyai rasa ingin tahu untuk selalu mengikuti arus yang baru dikenalnya yaitu organisasi-organisasi yang ada dan kegitan-kegiatan yang diadakan disetiap masing-masing organisasi dilingkup kampus.

Ketika setiap individu yang mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan disetiap organisasi tidak mempunyai orientasi yang jelas didalam mengikutinya, maka akan terkesan hanya ikut-ikutan yang tidak tahu arah dan tujuan diadakannya kegitan tersebut.

Sayangnya banyak pihak yang kini mempertanyakan gerakan mahasiswa yang dinilai tidak jelas arah tujuannya. Ada empat tanda gerakan mahasiswa sejak tahun 1998 sampai sekarang di pandang gagap, yaitu :
Satu, ketidakjelasan ideology (carut marut tata nilai) pergerakan sehingga melahirkan ketidakjelasan program kerja yang bisa disepakati bersama bahkan program kerja gerakan mahasiswa menjadi sangat pragmatis, seperti ingin cepat lulus dan dapat penghidupan layak.
Dua, tidak adanya ideologi yang jelas sebagai sebagai dampak dari menguatnya ideology pasar bebas sehingga segala sesuatu mulai dianggap ditransaksika
Tiga, kalupun ada progja kerja bersifat fluktatif atau naik turun mengikuti momentumnya saja dan lebih lagi sekadar mediatik untuk tampil dipermukaan semata
Empat, tidak radikal memahami alias terlalu elitis, sehingga kesadaran yang muncul berbasis wacana dan jarang memberi dalam kenyataan yang sebenarnya.

Dari keempat pandangan yang banyak mempertanyakan tersebut mahasiswa mempunyai peran yang penting dan dituntut kembali menata dirinya untuk mengembalikan citra pergerakan sehingga menjadi generasi yang bisa dibanggakan dalam menjawab tantangan zaman. Mahasiswa harus bisa berfikir dan bertindak secara realistis sesuai zamannya dan bergerak untuk mencapai cita-cita bersama dalam membangun bangsa dan Negara.


SYAIFUL KALIM
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Syari'ah Semester III INISNU Jepara

                                                                                               

0 Comments