Peran Lemabaga Pers Mahasiswa dalam kontrol Sosial Kampus


Kampus bukan hanya tempat sebagai mahsiswa mencari ilmu tapi juga sebagai wadah untuk membentuk idealisme. Lembaga pers juga sebagai salah satu motivator dalam upaya membentuk paradigma masyarakat, Pers dituntut untuk menunjukkan peran aktifnya sebagai lembaga yang mampu membenahi atau mengingatkan dari kesalahankesalahan yang sedang terjadi pada kehidupan sosial yang tidak luput juga pada kehidupan kampus. Sebagai motivator ini yang kita kerucutkan pada dunia kampus ini bertujuan supaya para pendengar khususnya mahasiswa diberikan suntikan motivasi atas isu-isu yang sedang berkembang di kampus agar mereka lebih intens dan perduli serta mampu mengkritisi terhadap kebijakan-kebijakan kampus supaya kampus tersebut dalam berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diinginkan kita bersama.

Memberikan sebuah informasi, memberitakan kejadian dan mengkritisi sebuah instansi untuk lebih baik adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang jurnalis didalam dunia pers. Sebagai seorang jurnalis pada dasarnya  berkegiatan menghimpun berita, mencari fakta dan melaporkan peristiwa secara tepat, akurat dan fakta dilapangan. Jurnalisme sangat penting dimanapun dan kapanpun. Jurnalisme juga sangat diperlukan dalam negara demokratis seperti pada zaman sekarang yang selalu dinamis. Tidak peduli pada saat perubahan zaman, baik sosial, ekonomi, politik maupun yang lain-lainnya. Beberapa pengertian tentang pers yang mana merujuk pada kegiatan jurnalistik, terutama kegiatan yang berhubungan dengan menghimpun berita, baik oleh wartawan media visual, maupun wartawan media cetak. Lembaga Pers bertanggungjawab sebagai fungsi informative yang memberikan informasi atau memberikan berita kepada khalayak ramai sesuai dengan etitude lembaga pers yang berlaku. Pers menghimpun berita yang dianggap berguna dan penting bagi orang banyak dan kemudian menuliskannya dalam kata-kata. Lembaga Pers mungkin juga akan memberitakan kejadian-kejadian pada hari itu, memberitakan kegiatan-kegiatan pada hari itu dan mungkin akan memberitakan sebuah acara ceremonial yang terjadi dilingkungan pers tersebut.

Didalam lingkungan kampus yang berisi mahasiswa dari berbagai macam latar belakang, ras dan golongan, dapat terkontrol oleh fungsi seorang pers kampus. Kampus sebagai tempat mempublikasi kegiatan, menyoroti setiap kebijakan-kebijakan pemerintah adalah sebuah budaya yang mengakar di dunia pendidikan tingkat universitas. Pergerkan-pergerakan dan kebijakan-kebijakan yang menyangkut kampus dan negara adalah salah satu bahan pemberitaan untuk seorang jurnalis kampus yang bernaung pada dunia jurnalistik yang dalam hal ini menjadi salah satu wadah mahasiswa yang ingin menyalurkan bakat dan potensinya didunia dan bidang jurnalistik. lingkup kampus yang tidak begitu luas dan terlalau diperhatikan oleh sebagaian mahasiswa, banyak menunjukan taringnya dengan memberitakan suatu kebijakan-kebijakan yang dianggap layak untuk dikritisi dan dikaji kebenaran dan keefektifitasannya. Tidak hanya berbicara pada persoalan yang besar seperti persoalan yang sedang dihadapi negara ini, sebagai contoh kepedulian mahasiswa dapat terlihat dari gerakan-gerakan yang terjadi di dunia kampus. 

Sebagai seorang jurnalis kampus yang berfungsi sebagai kontrol sosial dilingkungan kampus menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk sebagian orang yang menggeluti dan terjun ke bidang tersebut. Peran lain seorang jurnalis kampus yang juga sebagai seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi adalah orang yang dengan tujuan utamanya sebagai seseorang yang berkewajiban menuntut ilmu. Seorang yang terjun didunia Pers yang melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat menjadi salah satu tolak ukur dari fungsi dan peran mahasiswa terhadap negara dan lingkungan sekitarnya. Sebagai seorang pers kampus yang berperan dan berkewajiban menjadi penggerak dari kontrol sosial seringkali tidak dihiraukan keberadaannya oleh sebagian mahasiswa yang hedonis yang tidak begitu memperdulikan keadaan kampus bagaimana seperti apa dan mengapa.
Sebua kampus yang dinaungi oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dan juga beberapa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa atau UKM tentu memiliki alat yaitu medianya. baik media cetak dengan berbagai bentuk dan kemasan seperti majalah, koran, buletin dan juga media elektronik yang bergerak di bidang online seperti blog, website serta juga yang terorganisis di media sosial seperti twitter dan facebook dan lainnya seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju memang semua media diseluruh lapisan masyarakat harus bisa menyesuaikan dengan yang dibutuhkan untuk mendapatkan sebuah informasi yang dibutuhkan.

Pers kampus yang tak lain hanyalah seorang mahasiswa yang berkeinginan untuk mengembangkan bakat, potensi dan mencari pengalaman ini sering kali menjumpai kendala-kendala di lapangan. Seperti halnya ketika seorang yang sedang belajar menjadi jurnalis ingin menyoroti kebijakan kampus yang dikeluarkan oleh pihak kampus misalnya terkait anggaran kemahasiswaan, uang pembangunan dan lain-lain sangat sulit untuk dipecahkan. Hal demikian seringkali terjadi sebab seorang pers kampus masih masuk kedalam naungan universitas yang terbentur oleh hak seorang mahasiswa dan hak seorang pejabat tinggi di kampus. Kendala-kendala yang seringkali dihadapi seorang pers kampus adalah ketika ingin mewawancari narasumber yang narasumber tersebut adalah salah seorang pegawai rektorat, besar kemungkinan bahwa pers kampus tidak diberikan akses untuk masuk dan melakukan wawancara atau kemungkinan lain adalah pers kampus akan dilempar untuk bertemu orang-orang yang tidak memiliki informasi yang dituju dan diinginkan. Sebagian pers kampus yang berhasil mewawancarai pejabat tinggi kampus sekelas wakil rektor akan menjadi sebuah catatan untuk pihak rektorat dan tidak jarang dari mereka akan melakukan penekanan-penekanan untuk tidak memberitakan hal-hal yang tidak sejalan dengan kemauan pihak kampus itu sendiri.

Pada sisi lain, tekanan-tekanan yang dihadapi oleh pers kampus dan jajarannya adalah ketika dana tidak dapat turun dari pihak rektorat yang berfungsi untuk kelanjutan kinerja dari lembaga yang menaungi pers kampus akibat pemberitaan yang dianggap menjadi provokasi untuk kalangan mahasiswa. Sebagai seorang pers kampus, kondisi ini seringkali cukup mengganggu kinerja dan tingkat produktivitas lembaganya. Sebagai seorang pers kampus yang pada hakikatnya tidak mendapatkan upah sepeserpun dalam melakukan mencari informasi adalah menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi seorang jurnalis. Seleksi alam juga menentukan seberapa kuat dan profesionalnya seorang jurnalis kampus yang bekerja cuma-cuma untuk sebuah kepuasan.

Selain itu, Objektivitas penulis harus dikedepankan karena pers kampus harus menjadi lembaga atau wadah berkumpulnya penuli-penulis yang netral, tidak memihak namun mengkritisi secara pedas berdasarkan kacamata pers. Segala tulisan yang dipublikasikan boleh menjadi perdebatan hangat, namun esensi isi dari tiap artikel harus bisa diterima dengan pemahaman yang sebaik-baiknya. Pers kampus yang merupakan tempat bersatunya para jurnalis kampus sudah seharusnya mampu memanfaatkan momentum kepengurusan untuk menjalankan perannya sebagai mata-mata kampus atau bisa disebut sebagai tangan mahasiswa.

Agar pers kampus memiliki kinerja yang optimal, perlu dukungan dukungan dari pihak-pihak terkait, baik itu dukungan moral maupun materil. Adanya bentuk penghargaan secara konkret dari pihak kampus atau terkait akan mendorong tumbuh sehatnya pers kampus, serta penyediaan sarana dan prasarana yang cukup memadai akan mendorong pers kampus melakukakan jurnalistiknya secara profesional dan proporsional.Pers adalah sebagai media atau alat penggerak dalam lingkungan masyarakat yang sama halnya dengan lingkungan kampus. Semua perubahan berawal dari pergerakan dan setiap jurnalis harus menyediaan berita yang lengkap, adil, berimbang dan Fakta.
RS/Samsul H. (Reporter LPM BURS@) Semester 6 Fakultas Syari'ah dan Hukum UNISNU Jepara.

0 Comments