Ilustrasi Media yang ada dilingkungan kita |
“Media sesungguhnya berada ditengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik dan fakta yang kompleks dan beragam.”
Tidak dapat dielakkan oleh setiap pihak bahwa semua orang sekarang membutuhkan media untuk memperoleh informasi baik yang berasal dari media elekronik maupun media cetak. Setiap hari kita selalu mendapat informasi, minimal mendapat informasi dari media yang terdekat dengan kita. Misalnya televise yang sekarang setiap rumah memiliki minimal satu televise untuk menikmati informasi media.
Namun sedikit masyarakat yang menyadari akan dampak dari Media. Secara cepat atau lambat masyarakat akan terpengaruhi media baik itu yang bersifat positif ataupun negative.
Dan sedikit demi sedikit media akan membawa masyarakat ke pola budaya baru dan memulai pola pikir baru yang berasal pengamatan dari media yang setiap hari dinikmati.
Perubahan perilaku ataupun pola pikir yang diakibatkan oleh media dapat terjadi dilingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat. Biasanya seseorang akan meniru segala sesuatu yang berhubungan dengan idolanya tersebut baik dalam hal berpakaian, berpenampilan, potongan rambutnya ataupun cara berbicara yang mencerminkan diri idolanya (Trimarsanto, 1993:8).
Media dan Kepentingan Politik
Media dalam hubungannya dengan kekuasaan, menempati posisi strategis terutama karena anggapan akan kemampuannya sebagai sarana legitimasi. Kalau kita mau menelisik kepemilikan media elektronik massal yang ada di Indonesia akan mengetahui kepemilikan media tersebut dan kepentingkan yang ada didalamnya. Sebut saja TVRI (pemerintah RI) RCTI, MNCTV dan Global TV (Hary Tanoe Sudibyo) TV One dan ANTV, Vivasky dan Sport One, serta portal berita online VIVA.co.id (Aburizal Bakrie) Trans TV dan Trans 7, detik.com (Chairul Tanjung) Metro TV, Media Indonesia, Lampung Post, (Surya Paloh) SCTV dan Indosiar, (Eddy Kusnady Sariaatmaja) Kompas TV, kompas ( Jakob Oetama) Wishnutama Ini adalah pemilik stasiun TV swasta berjaringan NET yang diluncurkan pada 26 Mei 2013.
“Media sesungguhnya berada ditengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik dan fakta yang kompleks dan beragam.” Tutur Porwanto dalam diskusi Syari'ah, Saintek dan Dakwah beberapa waktu lalu.
Salah satu contoh yang saya ambil untuk tulisan ini mengenai kepentingan pemilik media dalam menyajikan berita adalah kasus lumpur lapindo. Kalau dimedia televisi yang dimiliki oleh bakri misalnya pasti tidak akan menyebut lumpur lapindo. Karena penyebab dari bencana yang diakibatkan oleh salah satu perusahaan yang dimiliki bakri yaitu PT. Lapindo Brantas. Hal ini dapat diartikan bahwa pemilik media ingin menutupi salah satu kepentingan, kesalahan dan ingin mengarahkan bahwa bencana tersebut bukanlah akibat dari PT. Lapindo. Dan televisi yang dimiliki bakri akan Akan menyebut sebagai bencana lumpur sidoharjo.
Sejatinya media selalu membawa sebuah misi tersendiri dalam setiap memberikan wacana ataupun suguhan kepada masyarakat.
Beragam Informasi yang dibawa ataupun disajikan oleh media perlu sebuah filterasi yang cukup ketat agar media tidak mempengaruhi kita terhadap pengaruh yang negative bagi kita. Bagai sebuah keping koin yang selalu memiliki dua sisi. Media juga mempunyai dua sisi tersebut. Kalau tidak mampu memilah dan memilih kita akan terbenamkan oleh info yang disuguhkan oleh media.R.S. Niam
0 Comments