Awal Politik dalam Islam

Syari’at adalah salah satu komponen dasar islam yang mempunyai hubungan erat dengan politik dalam arti yang sangat luas. islam dan politik mempunyai titik singgung yang kuat bila dipandang sebagai sarana menata hidup manusia secara menyeluruh, dimana keduanya mempunyai kepentingan. Pemikiran politik islam sebagai hasil sistematisasi ajaran-ajaran dalam tradisi kaum muslimin dibidang politik. Pertentangan pemikiran politik islam lebih disebabkan menafsirkan teks-teks normative agama dan basis sosial budaya yang menyikapinya. Perbedaan pemikiran itu sangatlah wajar karena islam secara jelas belum memberikan suatu ketetapan sistem kenegaraan yang baku dan harus di ikuti oleh seluruh umat.

Ketika Nabi wafat, para sahabat kebingungan dalam menentukan penganti Nabi, dari masalah tersebut muncullah sebuah teori awal pemikiran islam yaitu khilafah yang mempunyai seorang pemimpin. Dalam hal ini al qur’an dan hadist tidak ada yang dapat memberikan ketentuan yang jelas tentang mekanisme pemerintahan dan lembaga politik lainya. Yang jelas Al-Quran dan Hadis bukanlah sebuah kitab politik. tetapi kiranya kita perlu mengingat kembali sejarah hidup Nabi ketika saat nabi berada di Makkah maupun di Madinah. Pada saat periode Makkah, Nabi tidak mempunyai kekuasaan politik untuk menyongsong kenabianya, sementara di madinah nabi menjadi kepala politik.

Dalam islam, Negara di pandang sebagai instrument bagi tegaknya syari’ah dan ia bukan ektensi dari agama. Prof. Dr. Harun Nasution, mengatakan persoalan yang memicu konflik intelektual untuk yang pertama kalinya dalam islam yaitu masalah hubungan agama dengan Negara. Akar politik timbul ketika nabi wafat dimana pada saat itu memperselisihkan pemimpin, agama, dan Negara. Yang paling mencolok kala itu ketika terbunuhnya sahabat Usman bin Affan, setelah itu perebutan kepemimpinan antara sabat Ali bin Abithalib dan muawiyah.

Pada tahun 1905 berdirilah ormas islam pertama di Indonesia yang bernama Sarekat Ialam, Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta yang bergerak dibidang politik. di saat tahun yang sama berdiri pula organisasi yang menentang kolonial di Yogyakarta yang bernama Muhammadiyyah, pendirinya K.H.Ahmad Dahlan. Muhammadiyah ikut berperan dalam mendukung gerakan kebangsaan untuk lahirnya parlemen Indonesia.

Pada tanggal 31 januari 1926 berdirilah organisasi yang bergerak sosial kemasyarakatan serta paling mendominasi sampai sekarang, bernama Nahdlatul Ulama yang dipelopori oleh K.H. Hasyim Asyari. Ormas-ormas islam bergabung dalam persatuan masyumi (majlis syura muslimin), tetapi pada masa penjajahan jepang organisasi islam berubah menjadi parpol hal ini berdasarkan keputusan kongres pada tanggal 7 november 1945. Berawal dari situlah islam dan politik di Indonesia berjalan bersama, kendatipun kadang keduanya saling bertentangan.
Oleh: Dofri Sofwatul Anam


0 Comments