Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, raih gelar Doktor


Bukan menjadi hal yang tidak mungkin untuk meraih gelar doktoral bagi seseorang yang konsisten dalam berusaha. Mayadina Rohmi Musfiroh sosok bersahaja nan gigih dalam meraih sebuah cita, salah satu potret kartini modern yang berasal dari Jepara. Di tengah berbagai macam kesibukan sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Dosen, aktifis perempuan, seorang istri, serta ibu rumah tangga, sama sekali tidak menghalangi kiprah dan semangat beliau untuk memperjuangkan pendidikan hingga doktoral. 

Kurang lebih selama empat tahun, Mayadina sapaan akrabnya menempuh pendidikan doktoral, sehingga berhasil lulus dalam ujian terbuka program doktor studi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 1 Maret 2022.

Mayadina mengungkapkan ada dua faktor yang menjadi tantangan dalam proses pencapaian studi, yaitu faktor internal dimana ia berperan sebagai seorang ibu dan istri. Kedua faktor eksternal yaitu menjadi pimpinan fakultas yang memiliki tanggung jawab kelembagaan, dari kedua faktor tersebut sehingga diperlukan keseimbangan serta manajemen waktu yang baik agar tetap fokus dalam tujuan menyelesaikan studi.

"You get what you focus on" menjadi salah satu ungkapan motivasi mayadina untuk mencapai segala cita, "Kamu akan mendapatkan sesuatu yang memang kamu fokus di situ, kalau kita fokus pada tujuan prioritas, Insya Allah akan membuahkan hasil, apapun itu" tutur Mayadina.

Pencapaian yang diraih Mayadina saat ini pun tidak lepas dari pengorbanan dan rintangan yang dihadapi, pada awal masuk perkuliahan pada tahun 2017, dimulai dengan tantangan penilaian akreditasi Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI), termasuk menjalani tugas reproduksi (kehamilan anak kedua) saat sedang aktif kuliah, menjadi tantangan tersendiri agar tetap konsisten dalam menempuh studi doktoralnya. Namun, hal tersebut berhasil dilaluinya hingga ia sampai pada akhir proses studi doktornya. 

Setelah menyelesaikan studi doktoral, Mayadina berharap dapat meneruskan kebiasaan-kebiasaan baik selama studi, seperti mengalokasikan lebih banyak waktu untuk membaca, disiplin waktu dan terus belajar dan meneliti. Selain itu, Mayadina juga berharap dapat lebih banyak menemani mahasiswa berproses baik dalam hal akademik maupun non akademik, serta menata kembali managerial Fakultas. 

Selain itu, ada yang esensial bahwa sebetulnya menjadi doktor itu cambuk untuk mengembangkan diri lebih baik dan produktif. Karena bagaimanapun belajar itu sepanjang hayat dan manfaat untuk kebaikan kehidupan semesta alam. Jadi menjadi doktor ini jangan semata dilihat dari sisi prestasi akademik, itu semu dan fana, melainkan sebagai cambuk untuk tugas-tugas kemanusiaan. “Saya ingin memaknainya begitu”, demikian ungkap Mayadina.

0 Comments