Pelaksanaan Pesta Demokrasi Mahasiswa FSH di Tengah PPKM Darurat

Persaingan Paslon 01 dan 02 sangat ketat karena kedua paslon memiliki kapabilitas masing-masing yang sangat luar biasa, sehingga belum bisa diprediksi siapa yang akan jadi", ungkap Emil Hakim Aba sebagai salah satu Pasangan Calon Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum 2021- 2022 Nomor Urut 02 dalam Pemilwa Mahasiswa Unisnu 2021. (13/7)

Dalam pesta demokrasi kali ini, di Fakultas Syariah dan Hukum terdapat dua calon calon gubernur dan wakil gubernur BEM FSH yang diusung dari dua partai besar di Unisnu yakni Partai Gemalika dan Partai PPMU. Nurul Zakiyatul Aini - Tessa Yuniar Rahman sebagai paslon nomor urut 01 dari Partai Gemalika dan Muhammad Emil Hakim Aba – Ika Lailatun Nikmah dari Partai PPMU adalah mahasiswa-mahasiswa aktifis kampus dan juga mahasiswa berprestasi yang diketahui memiliki berbagai macam prestasi tingkat daerah, nasional, maupun nasional internasional.

“Harapannya siapapun nanti yang akan menjadi gubernur BEM FSH dapat melanjutkan estafet kepemimpinan BEM FSH di periode selanjutnya semoga bisa membawa BEM FSH menjadi lebih baik dari masa sebelumnya dan bisa mengharumkan nama baik Fakultas Syariah dan Hukum dengan terus mengajak mahasiswa FSH agar bisa berprestasi. Tidak pilih kasih dalam menaungi banyaknya ormawa FSH dan solid dalam kepengurusan”, ungkap Abdullah Muttaqin, selaku Gubernur BEM FSH Periode 2020-2021.

Terlepas dari himmah masing-masing paslon gebernur BEM FSH yang begitu besar dan memiliki kapabilitas sama hebatnya, pelaksanaan pesta demokrasi ini juga tak lepas dari perhatian para Dosen FSH dengan terus mendorong agar mahaasiswa FSH ikut serta dalam meramaikan kontestasi pesta demokrasi ini. Meskipun demikian, ada beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian bersama untuk penyelenggaraan Pemilwa tahun berikutnya terkait persiapan penyelenggaraan, kampanye kegiatan, dan berbagai teknis kegiatan lainnya.

“Suasana pemilwa kali ini tidak begitu semarak, hal ini mungkin disebabkan karena adanya PPKM darurat atau bisa jadi dinamika politik kampus memang lesu. kita memiliki masing-masing paslon yang memiliki kapabilitas sama kuat namun antusiasme mahasiswa FSH pada pemilwa kali ini kurang begitu dan masih ada yang belum mengetahui terkait waktu yang menyertai pemilwa itu sendiri. Oleh karena itu, bersama menanggapi hal ini sudah menjadi tanggung jawab untuk terus mensosialisasikan kepada seluruh mahasiswa FSH agar hak pilihnya dengan baik dan tidak golput nantinya. Karena pemilwa merupakan praktik demokrasi yang ada dan harus terus dilaksanakan di lingkungan kampus”, Ungkap Ahmad Fauzan, salah satu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum.

Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum yang berasal dari kalangan aktifis organisasi kampus. Mereka mengakui bahwa kurangnya informasi dari pihak penyelenggara masih banyak dari mahasiswa FSH yang belum mengetahui atau memperoleh akses informasi yang jelas dari penyelenggaraan pemilu.

“Persiapannya dilihat memang kurang matang, salah satunya adalah kurangnya informasi tentang pemilwa, terlebih khusus buat kami mahasiswa kupu ( kuliah pulang)", ungkap Syamsul salah satu mahasiswa FSH.




(Hesti/Bursa)

0 Comments