TALKSHOW MERGER BSI: Kawan atau Lawan bagi BMT?

 

Jepara-LPM Bursa, Himpunan Program Studi Perbankan Syariah (HMPS PS) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Nahdlatul Ulama mengadakan Talkshow Lembaga Keuangan Syariah dengan tema “Merger BSI: Kawan atau Lawan bagi BMT?” (Senin, 12/4). 

Dalam acara talkshow kali ini, HMPS PS menghadirkan dua narasumber utama yaitu Wisnu Tri Guritno dari Branch Manager BSI Cabang Jepara dan Fatkhur Rohman, dari ASKOWANU Jepara. Acara tersebut dihadiri kurang lebih 35 peserta dari berbagai kalangan remaja. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa saja. 

Pada acara inti dipimpin oleh Ika Lailatun Nikmah selaku moderator. Talkshow dimulai dengan perkenalan diri Fatkhur Rohman sebagai pemateri satu, dengan penjelasan tentang ASKOWANU yang merupakan Asosiasi Kopeasi Syariah Warga Nahdlotul Ulama. 

“ASKOWANU merupakan Asosiasi Koperasi Syariah Warga NU. ASKOWANU itu wadah dari beberapa koperasi NU yang ada di Jepara. Sampai saat ini telah tergabung sebanyak 15 koperasi.” Jelasnya. 

Kemudian, Pemateri kedua Wisnu Tri Guritno memberikan pemaparan terkait Bank Syariah Indonesia (BSI). 

“BSI merupakan gabungan dari tiga Bank antara lain, Bank Mandiri Syariah, Bank BRI Syariah dan Bank BNI Syariah. harapan dengan adanya merger, BSI mampu menjadi bank Syariah terbesar dengan asset sekitar 240 Triliun dan menjadi bank no. 7”. Jelasnya

Pada sesi tanya jawab, terdapat beberapa pertanyaan yang terlontar dari audiens “Bagaimana pendapat BSI maupun ASKOWANU terkait stigma masyarakat yang menganggap bahwa bank Konvensional dengan Bank Syariah itu sama yang membedakan hanyalah bagi hasil atau istilahnya saja?” tanyanya. Pada kesempatan kali ini yang Fatkhur Rohman lah yang menjelaskan bahwa perbedaan terletak pada prosesnya. Diibaratkan dengan ayam yang disembelih dengan berbagai cara, sama-sama berujung mati. Namun ada yang halal dengan menyebut bismillah dan ada yang haram. Memang mensosialisasikan kepada masyarakat memang susah Karena pola pikir masyarakat masih terpaku pada hal tersebut. Selain itu, “Apakah tidak ada rasa iri hati dalam BSI karena terdiri dari tiga bank?”. Wisnu Tri Guritno menjelaskan bahwa memang sulit menyatukan pemikiran dari beberapa orang yang memang sulit disatukan, namun dalam sistem bisa dikatakan aman. Pemegang dari BSI merupakan Bank Mandiri Syariah karena memiliki aset terbanyak dan sistem yang digunakan merupakan sistem dari Bank Mandiri Syariah. Namun, untuk Produk-Produk dari BSI diambil dari produk unggulan ketiga bank tersebut. 

Dari penjelasan tersebut juga dijelaskan bahwa dari ASKOWANU tidak begitu terdampak dengan adanya BSI. Karena marketshare yang dimiliki baik dari ASKOWANU maupun BSI sangatlah berbeda. Awalnya muncul rasa khawatir dengan adanya BSI karena berfikir marketshare yang dimiliki BSI akan sama dengan ASKOWANU. Justru BSI dengan ASKOWANU berjalan beriringan. “BSI dalam sektor makro sedangkan ASKOWANU dalam sektor mikro. Sektor mikro dalam ASKOWANU berbeda dengan BSI. Jika Askowanu pinjaman mulai dari Rp.50.000 - Rp.50.000.000 sedangkan BSI diatas Rp.50.000.000.” imbuhnya. 


Nandiroh/lpm bursa

0 Comments