Tingkatkan Jiwa Wirausaha Perbankan Syariah Gelar Seminar Motivasi dan Kewirausahaan

Bapak Syaiful M. Abidin sedang menyampaikan materi dalam seminar tentang kewirausahaan yang diadakan oleh Perbankan Syariah di lantai 3 gedung hijau UNSINU pada Selasa (16/5)

Masih banyaknya pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi atau akademis masih tergolong tinggi. Bahkan 10 % dari jumlah pengangguran adalah para kaum intelek yang merupakan lulusan perguruan tinggi. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan yang tinggi tidak menjamin akan mendapatkan pekerjaan yang layak. 

Hal inilah, yang menjadikan Perbankan Syariah menggelar seminar nasional dengan tema Menumbuhkan Jiwa Wirausaha yang Kreatif, Inovaif dan Mandiri. Seminar yang digelar pada Selasa, 16 Mei 2017 di lantai tiga gedung hijau Jepara. Seminar kali ini tidak hanya dihadiri oleh para mahasiswa tetapi juga para siswa dari SMA/MA/SMK. Selain itu juga para dekan fakultas dan dosen turut menghadiri seminar tersebut. 

 Seminar kali ini menghadirkan dua narasumber yaitu Jamaluddin Malik, Chairman of Prudential Kudus Jepara dan Top 5 Agency Prudential National. Narasumber yang kedua yaitu bapak Syaiful M. Abidin seorang pengusaha owner 10 Cabang Optik Fortuna Group. 

Dekan fakultas Syariah, bu Mayadina sangat mengapresiasi kegiatan seminar ini. karena seminar ini sangat relevan dengan kondisi yang saat ini sedang terjadi. Di mana menurut data yang ada jumlah wirausahawan di Indonesia baru mencapai 10% dari total penduduk yang ada di Indonesia. Beliau juga menyatakan bahwa seminar ini mampu menjawab problematika para mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan kuliahnya. Karena menurut data yang ada jumlah penduduk miskin yang ada di Jepara sekitar 8% dan beliau yakin jika beberapa ada di kampus UNISNU. 

“Sebagai jumlah Muslim terbesar di dunia, hal ini menjadi tantangan untuk Indonesia. Bagaimana Islam mampu menyumbangkan para enterpreneur yang handal sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan” tambah beliau. 

 Sedangkan rektor UNISNU yaitu bapak Sa’dullah As-Sa’idi juga menyampaikan hal senada yaitu sangat mengapresiasi kegiatan seminar kali ini. beliau berharap seminar kali ini bisa memberikan manfaat karena Syariah mengingatkan kita kepada sumber kebaikan. Beliau juga mengungkapkan bahwa UNISNU selalu membuka diri untuk bermitra dengan siapa pun karena menerapkan prinsip silaturrahim seperti yang diajarkan oleh ASWAJA. 

Bapak Jamaluddin Malik menyampaikan bahwa jika ingin sukses kita harus melupakan alasan. Karena alasan tersebutlah yang menghambat kita untuk berkembang dan menjadi orang sukses. Dalam pembukaannya beliau menyampaikan pertanyaan yang paling mendasar yaitu apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah. Apakah ingin menjadi pegawai, wirausaha atau pegawai sambil berwirausaha. Survei membuktikan bahwa 80% mahasiswa yang lulus ingin mencari pekerjaan bukan menciptakan pekerjaan. Hal ini membuktikan bahwa mayoritas mahasiswa bermental buruh. 

Beliau mengungkapkan bahwa banyak mahasiswa yang sulit berwirausaha karena berbagai alasan yaitu tidak diajari, tidak punya modal, atau orangtua yang lebih bangga anaknya menjadi pegawai daripada berwirausaha. 

“Tanamkan pada diri sendiri. Jika ingin kaya raya jangan pernah jadi pegawai karena ujung-ujungnya pasti korupsi” ungkap beliau mengingatkan para peserta. 
Beliau juga menyampaikan tentang berbagi tips untuk bisa berkembang di antaranya yaitu harus memiliki impian, bersyukur dengan keadaan sekarang dan tidak menyalahkan keadaan yang ada.

Sedangkan narasumber yang kedua yaitu bapak Syaiful M. Abidin menyampaikan tentang kewirausahaan. Menurut beliau seorang wirausaha harus mempunyai jiwa leadership atau kepemimpinan yang baik. wirausaha itu ibarat penggembala yang mampu memposisikan dirinya di depan, di tengah maupan di belakang. Sebagai seorang wirausaha harus mampu memilih mana hal yang mempunyai resiko sedikit namun memiliki orientasi pada hasil. 

Beliau juga memberikan tips untuk menjadi wirausaha yaitu pertama dengan mengubah mindset (passion, integritas dan skill). Kemudian dengan menerapkan model ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Selanjutnya yaitu mencari mentor atau tokoh yang sukses di bidangnya. Kemudian hijrah dari pergaulan yaitu mencari pergaulan yang mendukung dan yang terakhir yaitu belajar dan tanggap. 
“Melakukan memang tak semudah berbicara namun jika mau berupaya maka melakukan akan semudah berbicara” ungkap beliau mengakhiri penyampainnya. 

Sebelum ditutup acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawa. para peserta berebutan ingin menyampaikan pertanyaan kepada kedua narasumber. Selain itu juga panitia memberikan doorprize bagi para penanya. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian kenang-kenangan oleh dekan fakultas Syariah dan Hukum kepada kedua pemateri. (Sri Pujiati/ LPM BURSA)

0 Comments