Mencetak Generasi Millenial Berkarakter Di Era Digital

Mencetak Generasi Millenial Berkarakter Di Era Digital


Tepat pada hari Selasa, 2 Mei 2017 warga negara Indonesia memperingati hari Pendidikan Nasional. Hari pendidikan diperingati oleh seluruh pendidik dan terdidik yang ada di Indonesia mulai dari guru, siswa, dosen, mahasiswa dan pelaku dunia pendidikan ini. tidak terkecuali di UNISNU. Sebagai satu-satunya universitas yang ada di jepara, UNISNU juga ikut memperingati hari pendidikan nasional (Hardiknas). semua civitas academica memperingati hardiknas ini dengan mengikuti upacara peringatan hardiknas yang dilaksanakan di lapangan basket UNSINU. Kemudian peringatan dilanjutkan dengan seminar pendidikan. 

Seminar pendidikan kali ini mengusung tema “ Pendidikan sebagai Upaya Mewujudkan Generasi Millenial yang Berkarakter” yang dilaksanakan di gedung haji (MWCNU) Tahunan Jepara. Seminar yang diadakan oleh BEM UNISNU ini mengundang tiga narasumber yaitu bapak Drs. Arief Suharsodjo, M.Pd. yang merupakan perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Kemudian ada juga dari anggota DPRD yaitu bapak Syaefuddin,Lc. Dan juga Drs. H. Akhirin, M.Ag yang merupakan dosen di UNISNU. 

Di era yang serba digital ini, di mana para anak muda lebih peduli terhadap media sosial dan berkomunikasi di dunia maya. Yang dimaksud generasi millenial di sini adalah generasi yang lahir pada kurun waktu 1981-2004 atau antara umur 15 sampai 34 tahun. Di mana individu pada era ini, tentu memiliki gadget atau smartphone. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi generasi millenial. Apakah gadget tersebut mampu membuat para penggunanya lebih kreatif atau justru malah sebaliknya. 

Bapak Arief menyampaikan bahwa di era digitalisasi ini generasi millenial sangat egois dan individualis karena terlalu sibuk dengan dunia maya. Beliau juga menyampaikan bahwa abad millenial ini juga bisa disebut sebagai abad kesepian. Hal ini memang tidak disalahkan karena memang generasi sekarang memiliki ciri-ciri yang bisa dikategorikan seperti hal tersebut. Ciri-ciri tersebut di antaranya dominasi dunia maya, sikap asosial, the end of neighbor, hal paling ditakuti kenyataan.

Untuk itu beliau mengajak para peserta untuk mempersiapkan diri agar tetap waspada untuk menghadapi era digital ini. Karena gadget ini sudah menjadi permasalahan bangsa, tidak hanya di Indonesia tetapi juga negara-negara di selruh di dunia. Gadget menjadi masalah bangsa karena fase anak tidak saling kenal, fase remaja tak acuh (cuek), dan fase dewasa tak peduli. Akhirnya jadilah masyarakat yang anti sosial dan idak saling mengenal antara yang satu dengan yang lainnya. 

Beliau juga menambahkan jika internet atau gadget ini bisa menimbulkan ketagihan atau kecanduan. Hal ini bisa dilihat dari gejala yang terjadi pada pengguna. Gejala itu di antaranya enggan bersosialisasi, rutinitas terganggu, bermain hingga di atas 6 jam. 

Di era yang serba digital ini diharapkan para mahasiswa atau siswa mampu bersaing dan memanfaatkan perkembangan teknologi untuk hal yang positif. Seperti mengembangkan bisnis, memulai usaha atau hal-hal positif lainnya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi diri yang ada. 

Sedangkan bapak Syaefuddin menjelaskan bahwa pendidikan merupakan risalah kenabian dan pendidikan juga yang akan memberantas kebodohan. Untuk itu, beliau mengajak para masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pelaksanaan pendidikan. Jadi, masyarakat tidak hanya menyerahkan kepada pihak sekolah saja, tetapi juga ikut membantu memberi tauladan yang baik. 

Sebagai anggota DPRD beliau menjelaskan fungsi DPRD dalam pendidikan di kabupaten Jepara yaitu fungsi anggaran, kontrol dan regulasi. Fungsi anggaran di sini DPRD berperan untuk membuat anggaran untuk pelaksanaan pendidikan. 

“Agar bisa melaksanakan pendidikan yang berkarakter kita harus mengacu pada empat pilar kebnagsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan Bhineka Tunggal Ika” ujar beliau. Jika empat pilar kebangsaan ini diterapkan maka tidak akan ada lagi radikalisme ataupun terorisme. (Sri Pujiati/ LPM BURSA)

0 Comments