Ketua Umum PBNU Berikan Tausiyah di UNISNU


Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siraj Kamis (5/1) kemarin mengunjungi kampus UNISNU Jepara. Kedatangannya kali ini yaitu dalam rangka memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa yang ada di UNISNU. Namun kuliah umum ini, tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa saja, tetapi juga dosen, karyawan dan tamu undangan dari luar kampus UNISNU. Kuliah umum yang dimulai pukul 13.00 harus mundur selama beberapa jam karena menunggu kedatangan bapak Said Aqil Siraj. Namun para peserta tetap semangat mengikuti jalannya kuliah umum. 

Sudah beberapa kali bapak Said Aqil Siraj, diundang untuk datang ke UNISNU namun baru pertama kali ini beliau bisa mengunjungi kampus UNISNU. Hal ini disampaikan oleh ketua umum YAPTINU bapak Ali Irfan Muchtar saat memberikan sambutan dalam kuliah umum. ”Kita di sini untuk meminta tausiyah dari beliau bapak Said Aqil Siraj, karena kedatangan beliau sudah kita tunggu”.Beliau menyampaikan jika UNISNU merupakan kampus yang selalu berbenah sejak berubah menjadi Universitas. pembenahan itu meliputi beberapa hal di antaranya yaitu dalam hal pembangunan. 

Bapak Said Aqil Siraj membuka tausiyah dengan bercerita tentang sejarah Nabi Muhammad SAW. Beliau menyampaikan bahwa nabi Muhammad berhasil mendirikan sebuah negara dengan penduduk yang plural. Dimana pada waktu ada tiga golongan yaitu golongan Muhajirin, Anshor dan Yahudi. Ketiga golongan tersebut merupakan penduduk Yatsrib yang kemudian diubah menjadi Madinah. Karena beliau membangun negara berdasarkan persamaan bukan agama maupun suku yang dikenal dengan tamaddun dan negaranya bernama Madinah. Atas dasar persamaan inilah beliau mengajarkan untuk tidak memihak kepada siapa pun artinya mau menghukum yang salah tanpa pandang bulu.

“Semoga para pemimpin kita, bapak preseiden POLRI dan lainnya mendengarkan ini dan bisa melakukan penegakan hukum yang seadil-adilnya” ajaknya di sela-sela tausiyahnya. Beliau juga bercerita tentang sosok K.H Hasyim Asyari yang merupakan pendiri NU. Menurut beliau K.H Hasyim Asy’ari memiliki jasa yang besar karena beliau merupakan satu-satunya ulama yang mampu menyatukan antara negara dan agama. Sehingga negara ini bukanlah negara yang sekuler. 

Beliau hanya memberikan tausiyah singkat karena waktu yang sudah sangat terbatas, sehingga tidak ada dialog dengan para peserta. Padahal, sebenarnya dialog dengan Said Aqil Siraj sudah direncanakan. Sebelum menutup kuliah umum tersebut, beliau juga menceritakan tentang Imam Syafi’i yang menjadi guru para Imam hadits seperti Imam Bukhori, Tirmidzi dan imam-imam lainnya. (LPM BURSA)


0 Comments