Teknik Menulis Berita



Enam unsur yang harus ada dalam berita yaitu What, Who, When, Where, Why dan How yang dikenal dengan rumus 5W1H

Sebagai seorang yang baru terjun di dunia jurnalistik tentu kita dituntut untuk bisa menulis berita. namun karena kita masih awam, kita biasanya kesulitan untuk menulis sebuah berita. padahal sebagai seorang jurnalis kita harus bisa menulis berita dan itu merupakan suatu kewajiban. Bahkan itu adalah suatu keahlian atau keterampilan yang harus dimiliki oleh seornag jurnalis. Untuk itu saya akan memberikan beberapa tips untu menulis berita. tips menulis berita ini saya ambil dari buku karangan Haris Sumadiria yang berjudul “Jurnalistik Indonesia Panduan Menulis Berita dan Feature”. Beberapa tips yang dituli dalam buku ini di antaranya:
1. Pola Penulisan Piramida Terbalik 
Dalam melaporkan berita, setiap jurnalistidak boleh atau dilarang memasukkan pendapat pribadi dalam berita yang ditulis, dibacakan atau ditayangkannya. Karena berita adalah laporan tentang fakta secara apa adanya (das Sein) bukan laporan tentang fakta bagaimana seharusnya (das Sallen). Berita adalah fakta objektif. Sebagai fakta objektif, berita harus bebas dari itervensi siapa pun dan dari pihak mana pun termasuk dari kalangan jurnalis, ediotr, dan kaum investor media massa itu sendiri. 

Untuk itulah para jurnalis dituntut untuk senantiasa bersikap jujur dan tidak boleh memanipulasi atau merekayasa fakta dan kebenaran. Apapun yang dikatakan atau ditulis harus dapat dipercaya.

Teori jurnalistik mengajarkan, bahwa fakta dalam bentuk berbagai peristiwa yang terjadi di dunia begitu banyak, sedangkan waktu yang dimiliki jurnalis sangat terbatas, maka dicari cara paling mudah dan paling sederhana untuk melaporkan atau menuliskan fakta-fakta tersebut. Cara tersebut adalah menggunakan pola piramida terbalik (inverted pyramid). 

Dengan piramida terbalik, berita disusun secara deduktif. Kesimpulan dinyatakan terlebih dahulu pada paragraf pertama, baru kemudian disusul dengan penjelasan dan uraian yang lebih rinci pada paragraf-paragraf berikutnya. Paragraf pertama adalah rangkuman fakta terpenting dari seluruh uraian kisah berita (news story). Paragraf pertam merupakan pesan berita sangat penting, maka paragraf berikutnya masuk dalam kategori penting, cukup penting, kurnag penting, agak kurang penting, tidak penting dan sama sekali tidak penting. Semakin ke bawah semakin tidak penting. 

2. Berita ditulis dengan Rumus 5W1H

Berita ditulis dengan menggunakan rumus 5W1H, agar berita itu lengkap, akurat dan sekaligus memenuhi standar teknis jurnalistik. Artinya, berita itu mudah disusun dalam pola yang sudah baku dan mudah serta cepat dipahami isinya oleh pembaca pendengar maupun pemirsa. Dalam setiap peristiwa yang dilaporkan harus terdapat enam unsur dasar yakni apa (what), siapa (who), kapan (when), di mana (where), mengapa (why) dan bagaimana (how)

Namun dalam konteks Indonesia, para praktisi jurnalistik kerap menambahkan satu unsur lagi yaitu aman (Safety,S). Artinya berita apa pun yang disiarkan, diyakini tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi media massa bersangkutan dan bagi masyarakat juga pemerintah.

3. Pedoman Penulisan Teras Berita

Menurut teori jurnalistik, judul harus mencerminkan pokok berita sebagaimna tertuang dalam teras berita. judul yang baik harus diambil dari teras berita dan tidak boleh dari tubuh apalagi sampai kaki berita. sedangkan teras berita yang baik harus mencerminkan keseluruhan isi berita. secara sederhana, teras berita adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau informasi terpenting dari ekseluruhan uraian berita. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dalam kegiatan yang digelar di Jakarta 15 Oktober 1977, menjelaskan secara rinci dalam sepuluh pedoman penulisan teras berita yaitu:

a. Teras berita yang menempati alinea atau paragraf pertama harus mencerminkan pokok terpenting      berita. harus terdiri atas lebih dari satu kalimat, namn sebaiknya jangan melebihi tiga kalimat. 
b. Teras berita, dengan mengingat sifat bahasa Indonesia, jangan mengandung lebih dari 30 - 40 perkataan. 
c. Teras berita harus ditulis dengan baik sehingga: (1) mudah ditangkap dan cepat dimengerti, (2) kalimatnya singkat dan susunannya sederhana dengan mengindahkan bahasa baku serta ekonomi bahasa, (3) jelas melaksanakan ketentuan satu gagasan dalam satu kalimat, (4) tidak memuat unsur 5W1H sekaligus, (5) dibolehkan memuat lebih dari satu unsur 5W1H.
d. Hal-hal yang tidak begitu mendesak, namun berungsi sebagai penambah atau pelengkap keterangan hendaknya dimuat dalam badan berita
e. Teras berita, sebaiknya mengutamakan unsur apa. Unsur apa itu diberikan dalam ungkapan kalimat yang sesingkat mungkin yang menyimpulkan atau mengikhtisarkan kejadian yang diberitakan.
f. Teras berita, juga dapat dimulai dengan unsur siapa, karena ini selalu menarik perhatian manusia. Apalagi jika tokoh itu adalah seorang yang penting. 
g. Teras berita, jarang menggunakan unsur bilamana pada permulaannya. Unsur waktu hanya dipakai sebagai permulaan teras berita jika memang unsur itu bermakna khusus dalam berita.
h. Urutan unsur berita dalam teras berita sebaiknya unsur tempat dahulu kemudian unsur waktu
i. Unsur bagaimana dan unsur mengapa diuraikan dalam badan berita, jadi tidak dalam teras berita
j. Teras berita dapat dimulai dengan kutipan seseorang (quotation lead) asalkan kutipan itu tidak suatu kalimat yang panjang. Dalam alinea berikut hendaknya segera ditulis nama orang itu dan tempat serta kesempatan dia membuat pernyataan. 

Demikian tips dan teknik menulis berita yang saya ambilkan dari buku karya Haris Sumadiria. Semoga bisa bermanfaat buat teman-teman. Teori ini hanya akan menjadi teori saja jika kita tidak mempraktikkannya. Untuk itu cobalah menulis dan menulis dna jangan mencoba untuk menyerah jika kita sering melakukan kesalahan atau tulisan kita belum sempurna. Karena untuk menjadi sempurna perlu banyak kesalahan dan kegagalan terlebih dahulu. Yang paling penting kita jangan berhenti untuk mencoba dan menulis. 

0 Comments