FSH UNISNU Menjadi Rujukan dalam Bidang Ilmu Falak

Pendamping sedang mengajari para peserta bagaimana untuk melihat hilal saat rukyatul hilal awal Hijriyah 1438 di Pantai Bandengan. Sabtu (1/10)

Jepara – Di saat Ilmu Falak (Astronomi Islam) sudah dianggap kurang popular di antara masyarakat karena dianggap sulit, Fakultas Syariah dan Hukum UNISNU Jepara justru semakin mendalami dan melestarikannya. Ilmu Falak merupakan ilmu yang sangat penting bagi umat Islam, kerena berkaitan erat dengan proses ibadah serta hari-hari besar Islam, seperti penentuan arah kiblat, waktu sholat, penanggalan, dan masih banyak lagi.
Salah satu upaya pelestarian Ilmu Falak yang dilakukan FSH UNISNU adalah dengan rutin melakukan pengamatan awal bulan. Seperti kemarin, Sabtu (1/10) untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah, Fakultas Syari’ah & Hukum UNISNU Jepara bekerjasama dengan Fakultas Syari’ah IAIN Surakarta melakukan Rukyah al-Hilal untuk menentukan awal tahun Hijriyah 1438 di Pantai Tirto Samudro Bandengan.  Acara rukyah ini diikuti oleh mahasiswa UNISNU Jepara, mahasiswa IAIN Surakarta yang berjumlah 95 mahasiswa, serta dosen pembimbing untuk memberikan arahan.
Kegiatan ini dimulai dengan ramah tamah dari kedua Perguruan Tinggi yang dilakukan di Kampus UNISNU yang dilanjutkan dengan pembukaan dan penyampaian materi mengenai Hisab (penghitungan) serta Rukyah al-Hilal (pengamatan) awal bulan Muharrom atau yang biasa disebut 1 Suro oleh masyarakat.

Materi rukyah disampaikan oleh Fadlali dan Syaiful Mujab, M.S.I., dosen Ilmu Falak STAIN Kudus yang ditunjuk untuk menggantikan pemateri dari UNISNU yang sedang menghadiri acara astronomi di Bandung. Dalam pemaparannya, Saiful Mujab menyebutkan bahwa ketinggian hilal (bulan sabit) di Jepara mencapai 3 derajat dan memungkinkan untuk dilakukannya rukyah.

Usai pembukaan dan pemaparan materi, dilanjutkan dengan pengamatan hilal secara langsung di Pantai Tirto Samudro Bandengan. Pantai Tirto Samudro dipilih karena selain pemandangan pantainya yang indah, tempat ini juga sesuai untuk dilakukan pengamatan hilal. Antusiasme peserta menjadi bertambah setelah tiba di lokasi rukyah karena cuaca sedang cerah dan matahari dapat terlihat dengan jelas, meraka pun optimis hilal akan terlihat dengan jelas. Namun sayang, pada menit-menit tenggelamnya matahari langit sedikit berawan, sehingga hilal tidak terlihat.
Meskipun hilal tidak dapat terlihat, awal tahun masih dapat ditentukan. “Karena menurut penghitungan tinggi hilal sudah mencapai 3 derajat, maka awal tahun akan tetap berlangsung besok,” ungkap Syaiful Mujab selaku pemateri.
Ini bukan kali pertama Fakultas Syari’ah dan Hukum UNISNU Jepara menjadi rujukan untuk melakukan Rukyah bersama oleh perguruan tinggi lain. Beberapa bulan yang lalu FSH UNISNU juga bekerjasama dengan STAIN Ponorogo untuk melakukan pengamatan  awal bulan. Dekan Fakulta Syari’ah dan Hukum UNISNU, Mayadina Rahmi Musfiroh, MA., dalam sambutannya berharap kerjasama dalam bidang astronomi seperti ini dapat terus berlangsung, sehingga Astronomi Islam dapat terus berkembang. RS/ Saidatun Ni’mah & Achmad Miftachul Alim

0 Comments