Bedah Buku Di Hari Terakhir Pameran Buku


pembawa acara sedang memperkenalkan para narasumber dalam acara bedah buku dan coaching clinic di depan gedung Wanita Jepara

Jepara- (24/10) bertempat di halaman gedung wanita Jepara, acara bedah buku yang diadakan oleh Perpusda dilaksanakan. Kegiatan yang juga menggandeng Akademi Menulis Jepara (AMJ) ini merupakan kegiatan ynag rutin dilakukan oleh Perpusda bersamaan dengan pameran buku. Kegiatan bedah buku ini untuk memperkanalkan buku-buku yang baru dan juga sebagai media untuk mempromosikan buku baru tersebut. Kegiatan ini diharapkan bisa memicu semangat menulis bagi para peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. 

Dalam kegiatan ini ada beberapa tamu undangan yaitu dari ketua Perpusda bapak Umar Khattab, bapak Drs. H.Winarno ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia yang berasal dari Rembang. Beliau ini yang akan menyajikan buku yang berjudul Gelap Terang Hidup kartini yang merupakan karangan dari jurnalis Tempo. Tulisan ini merupakan tulisan yang pernah dimuat di majalah Tempo dan atas saran dari pihak Tempo untuk membuat tulisan ini menjadi sebuah buku. Bapak Winarno mengaku jika beliau memilih menyajikan buku ini karena beliau merupakan salah satu narasumber yang diwawancarai oleh para wartawan. Menurut pemaparan beliau buku ini menceritakan tentang sosok Kartini yang belum banyak diketahui orang. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang perjuangan beliau dalam menghadapi kebudayaan pada zaman itu yang selalu merendahkan kaum perempuan. 

Selain bapak Edy Winarno,ada ibu Laili Metawati yang meresensi novel Temani Aku diSUrga karya dari Ella Sofa dan bapak Sunardi yang meresensi buku antologi cerpen Laba-Laba yang Merajut Terus Sarangnya karya Adi Zam-Zam. Menurut ibu Ella, pengarang dari novel Temani Aku di Surga novel ini merupakan pengalaman dari beliau yang ditambahi dengan bumbu-bumbu fiksi sehingga cerita tersebut bisa lebih menarik lagi. Karena pada awalnya novel beliau ini sempat mengalami penolakan dari pihak penerbit. Kemudian beliau berfikir bahwa untuk membaut novel itu tidak harus sesuai atau sama persis dengan pengalaman pribadi namun harus ada tambahan agar cerita bisa lebih menarik. 

Kemudian buku yang terakhir yaitu antologi cerpen Laba-Laba yang merajut Terus Sarangnya karangan dari Adi Zam-Zam yang merupakan anggota dari AMJ. Judul buku yang unik ini sempat menimbulkan pertanyaan namun pengarang menjawab bahwa beliau memilih judul itu karena dalam judul tersebut memiliki makna yang filosofis. Laba-laba itu melambangkan seorang perempuan yang meskipun hatinya selalu tersakiti namun dia tetap menerima dan memaafkan kembali. Dalam buku tersebut ada 17 cerpen karangan Adi Zam-Zam yang dimuat. Sebagian besar kisah yang ada dalam cerpen-cerpen tersebut, mengisahkan tentang kisah manusia yang dilambangkan dengan hewan.


0 Comments