PC PMII Tegaskan Interpendensi PMII Lebih Arif Pada Pelantikan Komisariat

PMII Jepara, Pembukaan PC PMII Jepara
Pembukaan Pelantikan PMII Komisariat Sultan Hadlirin UNISNU Jepara
LPMBURSA.COM, Jepara- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia komisariat Sultan Hadlirin UNISNU Jepara melaksanakan pelantikan pada hari Sabtu (1/8) yang diadakan di ruangan 202 lantai 2 gedung Fakultas Sains dan Teknologi UNISNU Jepara.

Pelantikan kali dihadiri oleh sebagian besar kader PMII yang dari beberapa rayon yang ada di kampus Unisnu Jepara.

Isu yang menyebutkan PMII ditarik ke Banom NU menjadi salah satu amatan dalam sambutan ketua PC NU Jepara yang menyebutkan bahwa PMII Interpendensi jauh lebih baik hal ini dilantasi PMII walaupun secara struktural PMII tidak menjadi bagian NU namun secara kultural PMII merupakan bagian dari NU. 
Artikel terkait: PMII Jepara: Lebih Arif PMII Tetap Interdependensi dengan NU

"PMII interpendensi itu lebih baik, PMII masih menggunakan landasan Aswaja". 
Ada 4 faktor yang mendasari PMII Jepara mengganggap Interdependensi masih menjadi pilihan yang tepat, diantarnya ialah :

1. Tidak jelasnya asalan NU menarik PMII menjadi BaNom ialah satu hal yang perlu di koreksi manakala Pola hubungan PMII-NU benar-benar di jadikan dependen. PMII yang katanya nya LIAR kami rasa ini satu ISU yang mengada-ngada, jelas seperti uraian di atas, justru Pola sikap yang di lakukan PMII adalah pola kemajuan berfikir yang tercermin dalam dunia gerakan yang sepatutnya di apresiasi oleh Bapaknya (NU), karena Anaknya (PMII) telah mampu berfikir maju. Pola fikir yang semacam tersebutlah yang nantinya dibutuhkan untuk menjawab tantangan zaman.

Justru yang harus di perdalam ialah kajian analisis tentang bagaimana kondisi PMII ketika nanti menjadi Dependen dengan NU. Apakah PMII semakin baik system kaderisasi dan juga dalam memberikan sumbangsihnya kepada NU, bangsa dan Negara ataukah malah sebaliknya, karena kami kira hal yang semacam ini bukan untuk ajang coba-coba, lagi-lagi kami harus dengan tegas mengatakan PMII (kami) adalah NU walapun dengan pola Interdependen.

2. PMII jelas Di Rel NU , Ibarat Penumpang kereta “PMII masih naik kereta dengan Gerbong yang mananya NU”, Aktifitas yang dilakukan Kader PMII dikesehariannya diakui ataupun tidak, selalu meginduk pada ulama-ulama NU, sehingga Ulama NU lah panutan yang selalu memberikan solusi terobosan ketika PMII membutuhkan petuah dan solusi, seringnya komunikasi dengan para kyai NU lah yang membuat Cara fikir kader-kader PMII masih sama dengan NU.

Selain itu, PMII tetap bersama NU dalam memperjuangkan nilai-nilai Aswaja, sehingga mayoritas melihat Independensi PMII-NU hanya sekedar formalitas (Struktural). Pada praktiknya, PMII dengan NU sangat kental dan tak terpisahkan. Kader-kader PMII di banyak jenjang dan ruang menjadi penerus struktur NU, Banom-banomnya, dan lembaga-lembaganya. Tunas-tunas PMII Lahir dari golongan NU baik dari pesantren ataupun dari keluarga NU, dan yang lebih menarik PMII masih menjalankan ritus yang sama sebagaimana lazimnya yang diajarkan para kyai NU.

3. Jika yang kami sampaikan diatas di sepakati, maka PMII mutlak mengajarkan apa yang di ajarkan NU, sehingga Pola interdependensi sebenarnya akan membuka ruang untuk meng-NU-kan banyak kader dari luar NU karena PMII membuka ruang untuk menerima kader yang tak punya KTA NU, dan kader-kader tersebut nantinya akan mengikuti pola kaderisasi PMII yang berlandaskan ASWAJA ala NU.

4. Kemudian dalam hal lain, Pola interdependensi ini juga menjadi ruang yang baik dalam tersebarnya kader PMII di banyak ruang dan profesi, karena dengan pola ini PMII juga dapat di terima oleh kalangan diluar NU.

Dan Pada akhir sambutan ketua PC PMII memnarik kesimpulan kalau PMII Interpendensi lebih arif daripada bergabung secara struktural dengan NU.
“Dengan pola Interdependensi tersebut, harapan besar kami PMII dapat semakin maju untuk memberikan sumbangsih nyata bagi NU dan Indonesia.” sebut Ainul Mahfudz dalam sambutannya.

0 Comments