OPINI ; MENGGAGAS MASA DEPAN INDONESIA YANG BERDAULAT DAN BERKEADILAN

“MENGGAGAS MASA DEPAN INDONESIA YANG BERDAULAT DAN BERKEADILAN”
                                (Demokrasi, Kepemimpinan Dan Ketahanan Nasional)





Amanat Demokrasi 45 antara Fakta dan Realita
Secara umum demokrasi sering dicirikan dengan adanya unsur-unsur di bawah ini yang disebut soko guru demokrasi (Kedaulatan rakyat). Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah. Kekuasaan dipegang oleh mayoritas dengan mengakui hak-hak minoritas, persamaan di depan hukum dan pemilu yang bebas jujur dan adil.

Negara Indonesia dibentuk dalam kerangka mencapai tujuan luhur Indonesia Merdeka yakni sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Hal tersebut tentunya harus dimaknai bahwa keberhasilan bangsa Indonesia sebagai suatu negara akan diukur dari seberapa jauh tingkat kemampuan Pemerintah bersama rakyatnya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, aman, adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengorganisasian seluruh rakyat dan segala sumber daya yang tersedia amat penting dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dalam hal pengelolaan organisasi negara inilah, faktor kepemimpinan nasional amat menentukan.

Dinamika persoalan kebangsaan tampil dengan wajah suram dan kian hari semakin mengkhawatirkan. Nyaris hampir di segala aspek kehidupan bangsa ini, persoalan bak benang kusut yang sulit diurai dan dirajut kembali. Segala macam ragam persoalan yang menerjang bangsa ini harus diakui akibat kesalahan sistem yang tidak ditata dengan baik. Andaipun sistem itu dianggap telah baik, tetapi hal itu justru dibuat sesuai dengan kepentingan kelompok tertentu, terutama pesanan asing melalui elit politik dalam produk regulasi yang dikeluarkan.

Sejarah mencatat Gerakan Reformasi berusia 15 tahun ini telah kehilangan ruh dan tidak memiliki road map perjuangan ke-Indonesiaan. Awalnya, gerakan reformasi hanya bertujuan mengoreksi kesalahan Orde Baru dalam menyelenggarakan tata kelola pemerintahan dengan membuat pembaharuan. Namun, gerakan ini mulai kebablasan dengan mengamandemen Undang Undang Dasar 1945 secara besar-besaran. Perubahan besar ini bisa dikategorikan sebagai pembuatan UUD baru, bukan amandemen.

Buah pahit era Orde Reformasi berupa lepasnya Provinsi Ke-27 Timor Timur dan lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan ke wilayah kekuasaan negara Malaysia. Hari ini bangsa kita telah mengalami keterasingan dari jati diri sebagai bangsa yang berdaulat, bangsa yang kaya akan sumber daya alam, bangsa yang kaya akan budaya, bangsa yang memiliki konsepsi dan cita-cita yang luhur. Hal ini bisa dilihat dari segala aspek sosial, asing dengan sangat mudahnya masuk dan membunuh sendi-sendi perekonomian lokal, gedung-gedung megah pusat pembelanjaan berdiri disetiap pelosok negeri, yang memaksa masyarakat indonesia untuk mengikuti gaya hidup hedones, glamour dan konsumtif.
perekonomian rakyat satu-persatu lumpuh akibat serangan prodak asing secara besar-besaran, lihatlah hampir setiap hari dari kamar mandi, alat dapur, tekstil, farmasi dan prodak pertanianpun semua impor, bahkan negara kepulauan terbanyak didunia, garis pantai terluas nomor 2 didunia mengimpor garam dari india, impor daging, bawang, dan masih banyak lainya yang hal ini sangat-sangat memalukan dan tidak patut untuk dipertontonkan dan didengar oleh rakyat indonesia. Bangsa yang kaya raya ini hanya menjadi babu, kacung dinegerinya sendiri, itu mugkin ucapan yang pas untuk mengambarkan betapa lemahnya bangsa ini.


Kepemimpinan dan Ketahanan Nasional
Maraknya praktik tindak pidana Korupsi kian hari semakin meghawatirkan atas keberlangsungan bangsa ini, korups dilakukan secara berjamaah tanpa ada beban di sanubari para wakil rakyat. Dunia pendidikan sebagai media untuk mencerdaskan dan membangun karakter bangsa yang lebih baik justru disalahgunakan sebagai ladang untuk mengeruk keuntungan (komersialisasi pendidikan) semata. Sektor Ekonomi dijual ke asing dengan harga murah tanpa memikirkan masa depan nasib anak cucu bangsa. Lemahnya pertahanan negara menjadikan negara asing mudah melakukan spionase, penyadapan, pelecehan terhadap Negara yang berdaulat yang disebuat Negara INDONESIA. Meminjam istilah Pramoedia Ananta Toer, bahwa Indonesia ibarat rumah kaca yang bisa diltelanjangi oleh siapapun. Semua ini terjadi akibat lemahnya kepemiminan Nasional Indonesia. Pertanyaan mendasar yang perlu direnungkan bersama adalah masihkan kita dapat mengharapkan kepemimpinan nasional saat ini, masihkah kitra mampu meningkatkan dan mempertahankan ketahanan nasional dalam mempertahankan keutuhan NKRI?. Masih relefankah proses penyaringan pemimpinan Nasional dengan melalui system demokrasi di era reformasi ini terhadap upaya peningkatan ketahanan Nasional mendatang? Persoalan utama ini tentunya amat menarik untuk dijadikan bahan kajian dan analisis dalam rangka menginspirasi setiap anak bangsa. Gaya para elit politik (wakil Rakyat) yang glamour, hedones serta perilau semena-mena melakukan, memutuskan hal-hal prinsip yang merugikan rakyat janganlah dibiarkan. Undang-Undang jangan hanya menjadi alat memperkaya diri atas pesanan kelompok (invertor) semata. Lepasnya aset-aset bangsa ini ketangan asing sudah cukup menyayat hati rakyat. Hukum bukan untuk diperjual belikan oleh siapapun yang memiliki akses jaringan dan pendanaan yang kuat.

Memang benar bagsa ini memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat luar biasa melimpahnya, apakah lantas kemudian hal tersebut dijadikan alasan untuk mereka dengan bebas melakukan exsploitasi besar-besaran tanpa melihat generasi seterusnya. Hal ini tentu salah dan tidak benar, perlawanan terhadap para koruptor dan penjajah perekonomian (invertor dan asing) berdiri di kaki sendiri (Berdikari) soekarno mutlak harus dilakukan. Maksimalkan titipan tuhan ini dengan penuh amanah, penuh hidmah dalam membangun negara kesatuan republik indonesia yang utuh. Saya sangat sepakat jika para pemimpin yang dholim ini dihukum mati dan dimiskinkan, sehingga hal ini menjadi efek jera yang luar biasa bagi para pejabat negara yang hendak melakukan pendholiman, melakukan korupsi yang menyengsarakat rakyat banyak.

Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang tegas, berani membangun, berani mengambil sikap jika itu menyangkut hal yang prinsip bagi kedaulatan rakyat, sehingga bangsa ini tidak hanya menjadi boneka tontonan bagi bangsa-bangsa lain, Ingatlah bahwa bangsa ini didirikan bukan tanpa prinsip dan karakter, bangsa ini merdeka bukan karena hasil mengemis dan meminta-minta, tapi bangsa ini didirikan dengan darah, dengan perjuangan jiwa dan raga dalam merebut kemerdekaan. Jadi tidak ada alasan bangsa ini untuk dilecehkan dan di injak-injak asing, bangsa ini harus bangkit dan menang, dan tidak ada ampun bagi siapapun yang hendak meghancurkan bangsa ini, tindak tegas bagi oknum elit Negara yang hendak melemahkan dan menjual bangsa ini, ganyang negara-negara yang merasa kuat sekalipun jika harkat dan martabat bangsa ini dilecehkan, ganyang malaisia, ganyak amerikan dan kibarkan bendera merah putih setinggi burug garuda..

Tetap semangat dan positive thinking membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) By: M. Syaiful Kalim

0 Comments