Memahami Keberadaan Sampah Visual

Berbagai jenis sampah mungkin sudah dipahami oleh setiap orang. Namun diluar itu ada sampah yang terdengar asing dan jarang orang memahami akan bentuknya yaitu visual. Padahal segala jenis sampah - apapun bentuknya - merupakan sesuatu yang harus dibersihkan, sebab keberadaanya memang tiada guna bahkan cenderung dianggap sebagai sumber dari berbagai penyakit.

Keberadaaan sampah yang bisa didadur ulang mungkin sedikit banyak bisa diambil manfaatnya bagi sebagian orang. Akan tetapi apabila bentuknya tidak bisa didaur ulang, maka keberadaanya pun sudah pasti harus dibersihkan. Sebagai contoh keberadaan sampah visual yang sekarang ini dapat dijumpai di hampir setiap tempat namun tidak tersadari oleh sebagaian besar orang.

Oleh karena itu, sepatutnya setiap individu harus tahu bahwa sesungguhnya banyak macam-macam sampah visual. Diantaranya  semisal poster, spanduk, atau iklan yang terpasang pada tempat yang tidak selayaknya. Di sepanjang jalan dan area publik tentunya setiap orang  sudah melihat akan banyaknya tempelan-tempelan poster, spanduk atau iklan yang terpasang. Padahal sesungguhnya tempat pemasangan dari kesemuanya itu sudahlah ditentukan oleh pemerintah dan dalam pemasanganya pun harus meminta ijin. Oleh karena itu harus dipahami bersama bahwa pemasangan iklan visual yang tidak pada tempatnya, maka itu adalah sampah dan harus dibersihkan.

Kekurangfahaman atau kepekaan akan sampah visual tidak hanya berlaku untuk orang-orang awam saja, akan tetapi dalam kalangan mahasiswa pun terjadi demikian. Terbukti di kampus ini tidak jarang dijumpai iklan-iklan atau poster-poster yang dipasang di sembarang tempat. Bahkan yang lebih parah, sering juga ditemui coretan-coretan tinta pena mahasiswa yang sengaja digambar di dinding-dinding kelas. Perbuatan corat-coret dinding ini disadari atau tidak merupakan bagian dari membuang sampah tidak pada tempatnya dan hal ini harus mulai difahami oleh setiap mahasiswa demi terciptanya kampus yang bersih dan indah terbebas dari segala jenis bentuk sampah.

0 Comments