Kongkow Bareng Haul GUS DUR



Kongkow Bareng Haul GUS DUR
KOTA-Tahun baru 2010, bisa dibilang sebagai tahun baru paling menyedihkan bagi para pengagum Gus Dur. Sebab di pengujung tahun itu, tepatnya 30 Desember, mantan presiden RI keempat tersebut telah mendahului kita semua menemui sang pencipta. Meninggalnya Gus Dur seolah menjadi kado buruk bagi negeri ini. Maka wajar bila kemeriahan pesta pergantian tahun kala itu tak seindah tahun-tahun sebelumnya.

Bukan hanya Kaum Nahdliyin dan ulama yang menangisi kepergiannya, tetapi juga rakyat kecil, kelompok-kelompok minoritas, pemimpin-pemimpin agama, aktivis pejuang rakyat, politisi serta pemimpin dunia ikut menghormati melepas kepergiannya.

Bertempat  di gedung NU Jepara , senin lalu (30/12), PC NU Jepara mengadakan haul ke-4 KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) . Acara yang bertajuk “ Kongkow, membincangkan Gus Dur, NU dan Jepara” itu untuk mengingat, mengimajinasikan, meneladani nilai luhur, pemikiran, dan laku perjuangannya. “Acara yang sangat sederhana ini, merupakan wujud kerinduan kami pada sosok Gus Dur,” ujar Lukman. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati, Pengadilan Agama, IPNU-IPPNU Jepara, Ansor, Pendeta, Mahasiswa, Nelayan dan lain-lain.

Rangkain kegiatan haul, diawali pembacaan tahlil, makan bersama untuk mempererat tali persaudaraan, dan dilanjut dengan konkow (duduk bersama) membincangkan Gus Dur, NU, dan Jepara.

Ketua PC NU Jepara, Drs KH Asyhari Syamsuri MM, menyatakan Gus Dur dinilai banyak kalangan, memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, tanpa melihat latar belakang seseorang dan berani membela kaum minoritas yang tertindas. “Sosok Gus Dur harus kita lestarikan berkaitan dengan toleransi antar umat beragama dalam masalah duniawi, bukan terhadap syari’at dan aqidah. Kita harus mampu meneladani dan meneruskan perjuangannya, Gus Dur mengajarkan kita untuk saling menyayangi. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik, orang tak pernah bertanya apa agamamu, yang penting perjuangkan kemanusiaan dengan ikhlas”, tambah beliau.

Adapun perwakilan dari pendeta menyatakan, “Saya adalah orang di luar NU yang mengidolakan Gus Dur, karena beliau mencintai masyarakat dan mencintai kemanusiaan. Gus Dur mewariskan semangat kebangsaan kepada kita semua. Beliau tidak pernah membeda-bedakan suku atau agama.” Ia juga mengajak kepada kita untuk bergotong–royong dan saling mengisi di Jepara.

“Peringatan empat tahun wafatnya Gus Dur ini adalah sebuah upaya bahwa kami ingin kebhinekaan di Indonesia itu tidak boleh luntur. Kami tergerak untuk mengembalikan semangat dan kesadaran supaya lebih menghargai adanya perbedaan.”Ujar pimpinan FORKOMPIDA.

Mengenai Jepara beliau memerlukan adanya tanggung jawab bersama untuk menyonsong Jepara lebih baik, saling menyadari, jangan saling menyalahkan, dan perlu adanya solusi bersama imbuhnya.(RS/Sahid)

0 Comments