MENUJU INSTITUT YANG IDEAL

Arus sejarah membuktikan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan konsepsi dan cita-cita. Jika mereka tidak memilikinya atau jika cita-cita itu menjadi kabur dan using. Maka bangsa itu adalah dalam bahaya. (Soekarno,1984: 64).

MENUJU INSTITUT YANG IDEAL | Pentingnya konsepsi dan cita-cita ideal sebagai landasan moralitas bagi kebesaran sebuah institusi yang beradap. Sama halnya dengan kampus tercinta inisnu ini, inisnu hanya akan mampu mencapai kebesaran jika inisnu memiliki konsepsi dan cita-cita yang luhur dan diimplementasikan dalam menejemen yang baik dan transparan.

karna tidak mungkin inisnu akan besar selama inisnu tidak percaya akan sesuatu yang diyakininya tersebut yaitu konsepsi dan cita-cita yang luhur yang telah dirumuskan oleh para founding fathers inisnu ini, saya meyakini bahwa konsepsi-konsepsi yang telah dirumuskan para founding fathers inisnu ini tidak lepas dari nilai. Nilai religious, nilai sosial dan kenegaraan, yang kesemuanya itu tidak lepas dari kearifan lokal Jepara lebih spesifiknya lagi kampus inisnu ini.

Dengan dimilikinya konsepsi dan dimensi-dimensi tersebutlah yang mampu menopang peradaban inisnu yang lebih besar dan bermoral sehingga inisnu nantinya akan mampu menjadi icon perguruan tinggi di tingkat daerah, regional bahkan nasional. Jangan sampai kemudian mahasiswa ataupun karyawan kampus (Dosen dan pegawai) melakukan penyimpangan-penyimpangan atas konsepsi tersebut. Konsepsi tersebut bisa berupa visi-misi dan pelayanan, fasilitas, serta kultur dan budaya. Haluan gerak bagi inisnu kesemuanya itu harus memiliki landasan dasar ontologis, epistimologis, dan aksiologis yang kuat, serta diimbangi dengan analisa yang kuat dari semua aktifitas dan kultur inisnu itu sendiri.

Sehingga inisnu didalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan bisa sesuai dengan ruh gerakan inisnu yang arif, sehingga hembusan nafas inisnu mempunyai justifikasi historitas yang tepat dan bermanfaat untuk semua pihak baik ditingkat mahasiswa maupun jajaran civitas akademik lainya. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah komitmen dan keeksistensianya dapat dipertanggug jawabkan secara rasional dan tidak diskriminatif. komitmen yang tinggi dari semua pihak sangat dibutuhkan dalam hal ini, tanggung jawab, musyawarah dan gotong royong adalah karakter bangsa kita.

Tiada perubahan prestasi yang terukir manakala kita tidak melakukan perubahan sendiri dan perubahan besar pastilah  dimulai dari perubahan-perubahan kecil. Inisnu harus mulai berbenah untuk mencapai perubahan besar tersebut. Perubahan itu mungkin bisa dimulai dari kebijakan yang pro dengan mahasiswa serta pelayanan karyawan dan dosen mampu bekerja secara professional.

Institut juga harus memikirkan bagaimana kualitas mahasiswanya, peradaban dunia membuktikan bahwa ilmu adalah yang utama, ketika kota hirusima diwaktu silam sempat hancur porak poranda terbukti sekarang mampu bersaing di pasaran dunia global. Semua itu berkat kegigihan dan penghargaan terhadap disiplin ilmu, buku referensi menjadi modal utama mereka, bukan jumlah dari manusianya.

Karna berbicara kuantitas hemat mereka akan terbentuk seiring zaman dan kwualitas manusianyalah yang akan membawanya menjadi Negara yang beradap dan disegani. Mengaca dari kisah dan kegigihan Negara Sakura tersebut tentulah Inisnu harus mendorong mahasiswanya agar gemar membaca dan menulis. Tentunya perlu adanya wadah yang bisa menopang hal itu semua, penyediaan tempat baca yang memadai dan representative. perpustakaan adalah yang utama didunia akademisi yang patut mendapatkan perhatian yang lebih dari institut agar mahasiswa inisnu lebih berkualitas. Pelayanan pegawai perpustakaan harus profesional, penggunjungpun harus bisa menjaga kebersihan dan kenyamanan pembaca, sehingga mampu menciptakan suasana yang nyaman untuk  membaca.

Perpustakan harus mampu menampakkan diri sebagai tempat pergulatan ilmiah, pergulatan melawan kebodohan,  bukan pergulatan suara bising dari semua komponen perpustakaan baik pegawai dan pengunjungnya. Agar tercipta perpustakaan yang ideal Inisnu perlu menganggarkan nilai yang lebih dan pengawalan yang lebih pula menciptakan perpustakaan yang tenang dan nyaman untuk membaca, sehingga mahasiswa Inisnu semakin rajin berkunjung dan membaca di perpustakaan Inisnu sendiri.
Institut harus berbenah dalam hal kebijakan-kebijakan yang dibuatnya, yang mana  harus berpihak kepada dua elemen yaitu mahasiswa dan kampus itu sendiri. Kebijakan Istitut tampaknya sudah mulai digalakkan, ditandai dengan proses registrasi. Mulai ditegaskan terhadap mahasiswanya yang blum bayar yaitu dihapus dari absensi kelas dan diaggap sebagai mahasiswa non aktif.

Saya sangat setuju dengan adminitrasi yang lebih baik tersebut, namun kiranya harus diimbangi dengan ketegasan dan kejujuran yang tidak diskriminatif, A adalah A tidak mungkin A dibaca B atau C, itu filosofis yang seharusnya ada didalam ruh sebuah kebijakan. Ketika kewajiban mahasiswa sudah dilaksanakan maka wajib hukumya pemenuhan hak dan kebutuhan mahasiswa itu sendiri. Hak dan kewajiban jika diibaratkan adalah dua mata koin yang tidak bisa dipisahkan. Transparansi anggaran dan kebijakan lainya harus diutamakan oleh institute, agar tidak terjadi kesalah fahaman antara kedua pihak yaitu mahasiswa dan pihak kampus.

Dinamika kampus inisnu akan lebih tampak massif manakala kegiatan-kegiatan dari berbagai organ-organ intra kampus itu sendiri. kegiatan-kegiatan tersebutlah yang semakin menambah hasanah dan kualitas dari mahasiswa itu sendiri. kegiatan-kegiatan tersebut pastilah membutuhkan dukungan yang kuat dari pihak kampus baik moril dan matreil. Institute juga harus memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi intra kampus. Karna banyak dijumpai kegiatan-kegiatan yang mampu memberikan nilai yang lebih yang mana tidak didapatkan dalam bangku perkuliahan, dan langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan, media dan fasilitas perkuliahan sangatlah penting untuk menunjang kualitas mahasiswa. Support yang penuh untuk organisasi harus diperhatikan, berikanlah hak dan kewajibanya tanpa adanya pendholiman serta pelayanan fasilitas untuk kebaikan bersama.

Oleh: Muhammad Saiful Kalim

0 Comments