Pada tahun 1965, aksi sepihak yang dilakukan PKI berpuncak pada pembunuhan atas Pelda Sudjono di Bandar Betsy. Dengan menggunakan cangkul, linggis, pentungan, dan kapak sekitar 200 orang BTI membantai perwira itu. Pembantaian terhadap anggota militer itu mendapat reaksi keras dari Letjen A Yani. Tokoh-tokoh PKI yang mendalangi kemudian diproses secara hukum. Namun hal itu makin menambah keberanian PKI dalam melakukan aksi sepihak. PKI yang sudah merasa kuat, kemudian melakukan intervensi ke bidang politik dengan merekayasa suatu "kebulatan tekad" dari organisasi se-aspirasi mereka. Tanggal 6 Januari 1965, organisasi se-aspirasi dengan PKI seperti SB/SS Pegawai Negeri, Lekra, Gerwani, Wanita Indonesia, Pemuda Indonesia, Germindo, Pemuda Demokrat, Pemuda Rakyat, BTI dan sebagainya mengadakan pertemuan umum di Semarang guna menggalang "kebulatan tekad" untuk menuntut pembubaran Badan Pendukung Soekarno. Keberanian PKI dalam melakukan aksi sepihak, ditunju
Lembaga Pers Mahasiswa Buletin Radar Syariah